Ancam Bongkar Skandal Kasus Petral, Sudirman Said Mengaku Punya 'Bukti Pamungkas' yang Siap Gegerkan KPK
Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mengatakan pernah mendapat pesan agar menunda pengusutan kasus Petral. Itu terjadi saat dirinya masih menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Tadi saya cerita, saya mau menyampaikan laporan itu ke KPK, tapi malam sebelumnya saya dikasih pesan oleh seseorang bahwa Presiden menghendaki supaya ditunda dulu," kata Sudirman Said di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Kala itu, rencana disampaikan Sudirman dalam forum terbatas yang diikuti sejumlah menteri. Saat itu, tutur Sudirman, para menteri memberi peringatan kepada Presiden Jokowi supaya jangan terlalu keras terhadap Petral.
"Pada waktu itu kita menyampaikan laporan dalam forum terbatas, bukan sidang kabinet, beberapa menteri yang hadir memang cenderung memberi warning pada Pak Presiden (supaya, red) jangan terlalu keras, nanti dipukul balik. Mungkin Presiden mendengarkan itu, saya tidak tahu," tutur Sudirman.
"Jadi yang agak cemas atasan saya karena ditakut-takuti beberapa menteri," ujarnya.
Maka, dia urung mendatangi KPK untuk melaporkan kasus Petral, saat itu. Namun, bila Prabowo dan Sandiaga terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, dia menyatakan kasus Petral akan diusut tuntas.
Dia mengaku sudah mengantongi hasil audit investigasi dari konsultan atau auditor profesional. Ongkos untuk membiayai audit itu disebutnya mahal, sehingga sayang bila dokumen hasil audit itu ditelantarkan saja.
"Saya kebetulan masih pegang copy-nya. Softcopy untuk dokumen pribadi (ada di) sayalah, untuk jaga-jaga," kata Sudirman.
Dia yakin hasil audit yang dikantonginya itu kredibel karena hanya tiga-empat perusahaan di dunia yang punya kemampuan audit forensik tertentu sehingga bisa mengaudit kasus semacam Petral. Audit itu berhasil menemukan hubungan-hubungan yang berkelindan dengan Petral.
"Kesimpulannya adalah mungkin ini pihak-pihak yang punya hubungan istimewa dengan pihak-pihak tertentu. Kalau seorang penyidik sih sudah bisa menangkaplah bagaimana hubungannya. Tapi, sayangnya, kemudian tidak berlanjut," tuturnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Sudirman soal Jokowi yang memilih tak mengusut kasus Petral karena ditakut-takuti beberapa menterinya. Sudirman ditantang terbuka saja mengungkapkan persoalan ini.
"Sebaiknya ungkap saja ke publik, siapa menteri-menteri yang menakut-nakuti Pak Jokowi itu. Jangan sampai ini kayak semacam informasi yang ditutup-tutupi. Untuk apa gunanya?" kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Minggu (17/2).
Dulu, Sudirman adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membantu Jokowi di pemerintahan. Menurut Ace, pernyataan Sudirman soal Petral dalam momentum menjelang Pilpres 2019 ini dilandasi rasa kecewa.
"Sebaiknya, Pak Sudirman Said sebagai mantan pembantu Presiden menyadari, seharusnya beliau tidak menunjukkan seperti memiliki kekecewaan yang sangat mendalam karena tak lagi menjadi menteri," tutur Ace.
Menurutnya, isu Petral sudah selesai. Anak perusahaan Pertamina itu sudah dibubarkan. Maka, menurutnya, tak ada lagi yang perlu diperkarakan.
"Petral sudah dibubarkan. Itu satu sikap Pak Jokowi yang sangat tegas karena selama ini Petral sudah bertahun-tahun menguasai tata niaga energi di Indonesia. Sekarang, jika Petral sudah bubar, saya kira mungkin dalam pandangan Pak Jokowi, untuk apa lagi dipersoalkan, karena Petral-nya sendiri secara kelembagaan sudah dibubarkan," tutur Ace.Dulu, Sudirman adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membantu Jokowi di pemerintahan. Menurut Ace, pernyataan Sudirman soal Petral dalam momentum menjelang Pilpres 2019 ini dilandasi rasa kecewa.
https://news.detik.com/berita/d-4431901/tkn-tanggapi-pengakuan-sudirman-said-dicegah-laporkan-petral
"Tadi saya cerita, saya mau menyampaikan laporan itu ke KPK, tapi malam sebelumnya saya dikasih pesan oleh seseorang bahwa Presiden menghendaki supaya ditunda dulu," kata Sudirman Said di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Kala itu, rencana disampaikan Sudirman dalam forum terbatas yang diikuti sejumlah menteri. Saat itu, tutur Sudirman, para menteri memberi peringatan kepada Presiden Jokowi supaya jangan terlalu keras terhadap Petral.
"Pada waktu itu kita menyampaikan laporan dalam forum terbatas, bukan sidang kabinet, beberapa menteri yang hadir memang cenderung memberi warning pada Pak Presiden (supaya, red) jangan terlalu keras, nanti dipukul balik. Mungkin Presiden mendengarkan itu, saya tidak tahu," tutur Sudirman.
"Jadi yang agak cemas atasan saya karena ditakut-takuti beberapa menteri," ujarnya.
Maka, dia urung mendatangi KPK untuk melaporkan kasus Petral, saat itu. Namun, bila Prabowo dan Sandiaga terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, dia menyatakan kasus Petral akan diusut tuntas.
Dia mengaku sudah mengantongi hasil audit investigasi dari konsultan atau auditor profesional. Ongkos untuk membiayai audit itu disebutnya mahal, sehingga sayang bila dokumen hasil audit itu ditelantarkan saja.
"Saya kebetulan masih pegang copy-nya. Softcopy untuk dokumen pribadi (ada di) sayalah, untuk jaga-jaga," kata Sudirman.
Dia yakin hasil audit yang dikantonginya itu kredibel karena hanya tiga-empat perusahaan di dunia yang punya kemampuan audit forensik tertentu sehingga bisa mengaudit kasus semacam Petral. Audit itu berhasil menemukan hubungan-hubungan yang berkelindan dengan Petral.
"Kesimpulannya adalah mungkin ini pihak-pihak yang punya hubungan istimewa dengan pihak-pihak tertentu. Kalau seorang penyidik sih sudah bisa menangkaplah bagaimana hubungannya. Tapi, sayangnya, kemudian tidak berlanjut," tuturnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Sudirman soal Jokowi yang memilih tak mengusut kasus Petral karena ditakut-takuti beberapa menterinya. Sudirman ditantang terbuka saja mengungkapkan persoalan ini.
"Sebaiknya ungkap saja ke publik, siapa menteri-menteri yang menakut-nakuti Pak Jokowi itu. Jangan sampai ini kayak semacam informasi yang ditutup-tutupi. Untuk apa gunanya?" kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Minggu (17/2).
Dulu, Sudirman adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membantu Jokowi di pemerintahan. Menurut Ace, pernyataan Sudirman soal Petral dalam momentum menjelang Pilpres 2019 ini dilandasi rasa kecewa.
"Sebaiknya, Pak Sudirman Said sebagai mantan pembantu Presiden menyadari, seharusnya beliau tidak menunjukkan seperti memiliki kekecewaan yang sangat mendalam karena tak lagi menjadi menteri," tutur Ace.
Menurutnya, isu Petral sudah selesai. Anak perusahaan Pertamina itu sudah dibubarkan. Maka, menurutnya, tak ada lagi yang perlu diperkarakan.
"Petral sudah dibubarkan. Itu satu sikap Pak Jokowi yang sangat tegas karena selama ini Petral sudah bertahun-tahun menguasai tata niaga energi di Indonesia. Sekarang, jika Petral sudah bubar, saya kira mungkin dalam pandangan Pak Jokowi, untuk apa lagi dipersoalkan, karena Petral-nya sendiri secara kelembagaan sudah dibubarkan," tutur Ace.Dulu, Sudirman adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membantu Jokowi di pemerintahan. Menurut Ace, pernyataan Sudirman soal Petral dalam momentum menjelang Pilpres 2019 ini dilandasi rasa kecewa.
https://news.detik.com/berita/d-4431901/tkn-tanggapi-pengakuan-sudirman-said-dicegah-laporkan-petral
Comments
Post a Comment